Tuesday, September 13, 2016

Island hopping di Belitung, hari kedua.

Catatan hari pertama bisa dibaca di sini.

Pagi itu matahari bersinar indah. Saat yang tepat untuk pergi ke pulau-pulau sekitar Belitung. Salah satu high light nya liburan Belitung. Kalau kita traveling tanpa menggunakan jasa tour, sebaiknya kita booking perahu dulu di Pantai Tanjung Kelayang, sehari sebelumnya.

Sebelum berangkat, di perjalanan menuju Pantai Tanjung Kelayang, mampirlah dulu ke warung dan beli sebungkus malkist ROMA. Ini wajib ya. Mau sebungkus atau dua bungkus, terserah. Tapi harus bawa. Perjalanan menuju ke Tanjung Kelayang diwarnai dengan pemandangan rumah-rumah cantik khas Belitung.

Pk. 8.30 pagi kami berada di pantai indah berpasir putih halus bagaikan bedak. Menyenangkan sekali. Aji dan Firdaus yang akan mengantarkan kami dengan perahu, sudah menyiapkan life vest dan snorkling. Makanan untuk di pulau juga sudah dipesan di Rumah Makan Sian Lie.




Pantai Tanjung Kelayang ini memang dijadikan garis start sekaligus finish untuk berangkat island hopping. Mobil di parkirkan di depan tempat penyewaan perahu Sian Lie.



Dermaga di Pulau Kelayang menarik untuk difoto. Duh, jadi ingin balik lagi! Bermain Frisbee pun mengasikan di sini. Pasirnya benar-benar lembut! Pulau apa saja yang dikunjungi?


1. Pertama kita akan melihat PULAU BATU GARUDA alias KEPALA GARUDA. 


Kita hanya melewatinya saja. Dari kejauhan memang batunya mirip kepala burung.

2. PULAU PASIR.

Pulau pasir atau pulau gosong ini adalah pulau pertama yang kita kunjungi. Pulau ini hanya ada pada waktu surut. Waktu terbaik untuk berkunjung kemari adalah antara April - September karena lautnya surut dan ombaknya tenang. Jika kita ke sana di musim hujan, pulau pasir tenggelam dan tidak bisa dinikmati. Kitapun tidak bisa menyeberang ke Pulau Lengkuas.

So, another tips to go to Belitung. Pergilah di bulan April - September! 

 Di sini kita bisa mencari banyak bintang laut di dalam air. Species Choco chips starfish yang banyak ditemukan di sini. Jangan dibiarkan tidak terendam air terlalu lama ya, kasihan. Difoto-foto bersama mereka memang something really special, tapi sering-sering celupkan mereka kembali ke air.




3. SNORKLING di dekat PULAU LENGKUAS. 

Setelah berlama-lama di Pulau Pasir, kita langsung menuju Pulau Lengkuas dan snorkling dulu sebelum mencapai bibir pantai. Di sini letak keseruannya. SNORKLING! Sayangnya tidak disediakan penyewaan kaki katak di sini. Aku sudah siap memakai sendal gunung, lumayan untuk melindungi kaki agar tidak tergores karang.



Nah di tempat ini kita bisa memberi makan ikan-ikan dengan Malkist Roma yang kita beli tadi. Ikannya langsung datang menyerbu. Seru!


Photo by Dima55atria 

Snorkling di sini sampai puas deh. Asalkan alat snorkle nya enak dipakai, betah berlama-lama. Tapi kita juga harus memperhatikan jangan sampai terbawa arus terlalu jauh dari kapal. Buat yang tidak bisa berenang, bisa kok snorkling. Memakai life vest, tidak akan tenggelam. Kunci rahasianya adalah tetap tenang jangan panik, pelan-pelan belajar bernafas melalui mulut.

4. PULAU LENGKUAS 

Puas ber-snorkling bermain bersama ikan-ikan garis hitam putih, kami pun melanjutkan lompatan kami ke pulau berikutnya. Pulau Lengkuas dengan mercusuarnya yang gagah. Dari Tanjung Kelayang hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit menuju Pulau Lengkuas ini tapi kami baru tiba di sana menjelang tengah hari, sekitar pk. 11.


Pulau ini cukup ramai dikunjungi orang. Primadonanya wisata Belitung. Ada yang berjualan di tepi pantai, sambil bersantai di bawah pohon. Anak-anak kecil enggan naik ke mercusuar, betah sekali berlama-lama bermain pasir padahal matahari sedang terik-teriknya. 


Mercusuar berlantai 18 ini dibangun tahun 1882 dan merupakan peninggalan Kolonial Belanda. Sayang sekali kalau kita tidak naik ke atas sana, selama lutut masih sehat ayolah coba masuk dan naik menuju ketinggian 65m.



Memasuki area mercuar ini kita diwajibkan melepaskan alas kaki yang berpasir dan membersihkan kaki dengan potongan busa agar pasirnya tidak terbawa masuk. Kita dikenakan bea masuk Rp. 5000,- dan tidak boleh membawa botol minum ke atas. Wajar sih, supaya tidak ada sampah yang ditinggalkan di atas. Kebijaksaan yang bagus.



Bau cat hijau masih tercium kuat ketika mulai menaiki anak tangga. Mungkin baru direnovasi. Kita bisa beristirahat di setiap lantai dan memandang keluar jendela. Bagusnya lagi, posisi jendelanya berubah-ubah tiap lantai sehingga kita bisa menikmati pemandangan yang berbeda-beda. Ada gaung yang membuat suara kita terdengar lebih merdu lho di dalam mercusuar ini. HAHAHA... tak pedulikan tamu lain mendengar atau tidak, aku menyanyikan lagu "The hills are alive with the sound of music... aaaaa...aaaaa..." makin naik lantai nadanya makin tinggi. HAHAHA. Yah, suara pas-pasan tapi kalau di dalam mercusuar mah lumayan alus lah. Suwer...




Bayangkan muka berambut kusut tanpa disisir dan basah sehabis snorkling, bernyanyi-nyanyi sambil menaiki tangga yang makin ke atas semakin mengecil. Nyebelin dikit lah ya. HAHAHA. Waktu turun tangga, kami sempat menghitung anak tangganya. Total ada 313 anak tangga.



Pemandangan di Pulau Lengkuas sangat indah. Air lautnya juga jernih. Snorkling di sana juga terlalu seru untuk tidak diulangi lagi. Tapi matahari sudah beranjak semakin tinggi. Perut harus diisi. Di bawah mercusuar, ada penjaganya yang memelihara penyu dan ikan nemo. Kasian sih sebenarnya, mereka bagus berada di laut daripada di dalam ember. Semoga mereka panjang umur. 

Sempatkan diri untuk berjalan-jalan di pantai sekitar pulau. Menaiki batu-batu granit abu-abu muda yang besar-besar dan berfoto di sana. Harus agak memanjat memang, tapi kan gak tiap hari kita di sana. Panjatlaaaah..... Kalau bukan awan mendung yang sudah berat menggantung yang memperingatkan kami untuk segera melanjutkan petualangan, mungkin kami masih betah menjelajah. Ayo lanjut!

5. PULAU GEDE KEPAYANG. 

Makan siang! AHA! Sudah banyak orang di sana. Restorannya penuh. Penuh orang Bandung Jakarta. :) Free flow teh, teh manis, dan kopi. Ada tempat bilas dan cuci kaki. Musik reggae khas pantai menghentak lewat speaker besar. Waaah asiknya, benar-benar seperti di pantai! Duh nanti ya, file foto-foto di rumah makan ini belum ketemu. Nanti kalau ada, aku susulkan. So far suasananya asik. Makanannya juga enak-enak. Ikan bakar pakai kecap bawang dan rawit, sate udang, udang kipas yang mirip lobster, cumi goreng tepung, gangan ikan (makanan khas Belitung). Gangan ikan ini adalah sop kuah kuning kepala ikan ketarap.


Free flow kopi atau teh di perahu ini. 
Picture by Ediputratama 



INTERMEZZO :
Kalau saja manusia bisa berojol langsung dari botol,
dan langsung gede ga pake jadi bayi lagi...
Mungkin ini yang dinamakan manusia botol, inovasi lanjutan dari bayi tabung.
Mereka tidak bisa menulis bagus, lantaran langsung bisa jalan, tanpa merangkak terlebih dahulu.
Mereka juga tidak punya ikatan dengan wanita yang disebut IBU,
atau mungkin terharu jika melihat botol BIG COLA 2lt karena mengira itulah sang bunda.
Mereka bukan generasi yang pernah lucu.
Begitu lahir, langsung dituntut mampu ini dan itu.
Sudah..sudah... tak perlu dilanjutkan.
Buang-buang waktu saja memikirkannya 

6. SNORKLING DI PULAU BABI 

Yeaaay snorkling lagi!! Karena snorkling itu sangat menyenangkan, dan awak kapal kami bersedia membawa kami untuk kembali snorkling, jadi kami happy. Pulau Babi bro! Sayangnya, pulau itu dinamakan pulau Babi bukan karena banyak piglets nya tetapi karena lautnya banyak BULU BABI. Aiiiisshhh... Tapi terumbu karang dan pemandangan bawah air di tempat ini lebih menyenangkan dan menegangkan dari sebelumnya di Pulau Lengkuas. Arusnya cukup kuat mengarah ke terumbu karang yang penuh bulu babi yang besar-besar sehingga kita harus terus mengayuh kaki melawan arus agar bisa stay di dekat perahu.



Menegangkan sangat karena jarak air tempat kita mengambang dengan terumbu karangnya sangat dekat sampai kaki harus terus ditahan di atas. Ya itu hanya awalnya saja. Perlahan-lahan hati mulai tenang, kakipun bisa berbahagia menjelajah keindahan bawah laut berbulu babi itu. Firdaus, crew kapal, sempat memotret kami memakai smartphonenya. Tapi hasilnya gak ada yang bagus. HAHA.. Aji, crew kapal yang lainnya, dengan sabar menemani anak bungsuku menikmati snorkling. Oh, by the way, ikan-ikan di sini berbeda. Mereka tidak suka malkist. Kue kita gak laku. Ah, aku suka deh di sini. Habitatnya lebih sehat tidak terpengaruh tangan manusia.


 Aji memegang bulu babi, berdiri di atas terumbu karang.

Menurut cerita pengalaman Aji, bulu babi dibelah dan makan mentah-mentah langsung oleh turis asing. Lupa dari mana, sepertinya dari Jepang ya, sashimi.

7. PULAU KELAYANG 

What a trip! Belum selesai nih ceritanya. Setelah lelah melawan arus dan menguatkan mental bercengkrama dengan bulu babi kami naik ke atas kapal. Kaki-kaki kami luka kena karang tapi kabar baiknya adalah kami masih punya satu pulau lagi untuk dijelajah. Route yang umum dalam island hopping biasanya ke Pulau Batu Berlayar, tapi kali ini kami ditawarkan ke Pulau Kelayang. Kami setuju karena di sana ada goa. Lain dari yang lain.


Banyak burung camar di batu granit putih yang besar itu. Suaranya terdengar sayup di kejauhan. Pulau tak berpenghuni ini sepi dari pengunjung, serasa milik pribadi. Asik sekali. Peaceful setelah hingar bingar suasana pulau-pulau sebelumnya. Perjalanan dari pulau ke pulau ini ditutup dengan manis. Benar-benar tenang. Tapi semua itu tidak berlangsung lama. Kami diajak masuk menjelajah ke tengah pulau.




Batu-batu granit yang sangat amat besar saling berhimpitan seperti goa, ada di dalam sana. Wah benar-benar pengalaman unik. Di dalam sana bisa tembus ke bibir pantai sehingga air laut masuk ke dalam goa tersebut. Banyak kepiting kecil, ikan-ikan dan juga mahluk laut lainnya yang aneh-aneh di sana. Kalau di google map, pulau ini tepat di sebrang Pantai Tanjung Kelayang. Lebih dekat dibandingkan pulau Batu Berlayar. Tapi kami tetap bersyukur karena memilih tempat sepi ini. Lain kali mau ke sana lagi, tapi mau ke Batu Berlayar juga.

Perjalanan hari itu menyenangkan, menegangkan dan melelahkan tapi memuaskan. Baru dua hari di Belitung sudah sangat excited. Kami pulang pada saat matahari hampir terbenam. Tiba di pantai Tanjung Kelayang masih cukup terang dan mandi di dekat tempat parkir. Segar, bersih, asik!

Catatan Kaki:

Persiapan ke pulau ini: 
- bawa handuk, sabun, shampoo, baju ganti, air minum secukupnya.
- langsung merangkap baju renang dari hotel atau bisa juga ganti baju di tempat penyewaan perahu.
- kalau ada, pakai sandal gunung atau bawa kaki katak.
- bawa tensoplast dan betadine, snorkling hampir selalu meninggalkan luka. (awwww...)

Booking perahu dan makan siang di Sian Lie
Ph. 0819 2962 8699
Harga perahu : 350-650k tergantung perahunya.
Sewa snorkle dan life vest.

Kalau mau crew kapal yang menyenangkan dan sabar menemani nyemplung,
hubungi Aji 0819 2952 4924 atau Firdaus 0819 4915 5157

Rombongan kami 8 orang, total budget island hopping plus makan plus tips 262.5k per orang (makan foya-foya).

8. MAKAN MALAM DI RUMAH MAKAN DYNASTI 

Setelah puas segala-galanya di siang hari, kami menutup malam hari dengan makan besar lagi. HAHA


Rumah makan Dynasti ini salah satu Rumah Makan terbesar di Belitung. Waktu kami ke sana, ada pesta pernikahan yang hampir selesai. Unik lho, tamunya tinggal segelintir tapi live musik lagu-lagu mandarin jadul dan jogetnya masih ada. Seperti pesta-pesta pernikahan Tiong Hoa tempo doeloe loh. Ajaib. Serasa masuk time machine 30 tahun ke belakang.

Sup baso ikan, kepiting isi, kepiting saus padang, porsinya besar. Memory card handphoneku mendadak crash karena merekam reportase makan malam di sana :( Kami memesan makanan yang kelihatan enak, dan semua enak-enak. Makan sampai susah berjalan. Ooops. Kami membayar per orangnya Rp. 93.000,- Memang cukup mahal untuk backpacker.

Catatan Kaki: 

Rumah makan Dynasti
Jalan Dr. Susilo 39 Belitung
Ph. +62 8192 553 557



Related Posts:

Sarapan Pagi di Belitung
Batu Mentas, wisata tersembunyi di Tanjung Pandan
Liburan Impian, Belitung Hari Pertama
- Menyiasati Hujan di Belitung, hari ketiga
Lebih dekat dengan penduduk Belitung
Pantai Tanjung Pendam, apa yang kau pendam?

No comments:

Post a Comment